Sekiranya ada saudara-saudara yang ingin menuliskan bahan renungan di blog ini harap kirimkan ke email PSBB cipayung/Ciracas : silabancipcir@gmail.com
Santapan Harian
Matius 15:1-20
Matius 15:1-20
Judul: Perintah Allah vs tradisi manusia
Setiap bangsa atau budaya di dunia pasti mempunyai adat dan tradisi masing-masing. Banyak tradisi yang baik, patut dilestarikan. Ada juga tradisi yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Orang Kristen yang hidup dalam tradisi budaya tertentu harus peka terhadapnya.
Setiap bangsa atau budaya di dunia pasti mempunyai adat dan tradisi masing-masing. Banyak tradisi yang baik, patut dilestarikan. Ada juga tradisi yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Orang Kristen yang hidup dalam tradisi budaya tertentu harus peka terhadapnya.
Dalam memelihara hukum Taurat,
para pemimpin agama Yahudi menambahkan berbagai tradisi buatan nenek
moyang mereka sampai kepada detailnya seperti soal membasuh tangan
sebelum makan (2). Siapa yang melanggarnya akan mendapat sanksi. Maka,
mereka mempertanyakan dan mempersalahkan Yesus karena mengizinkan
murid-murid-Nya makan tanpa mencuci tangan.
Yesus menegur kemunafikan mereka
karena mengutamakan tradisi daripada perintah Allah. Contohnya, tradisi
memberikan persembahan. Tradisi ini sebenarnya baik dan mulia. Namun
yang salah ialah demi melakukan tradisi tersebut, mereka mengizinkan
seseorang boleh mengabaikan perintah Tuhan untuk menghormati dan
memelihara orang tuanya (4-6). Jadi, yang lebih utama ialah tradisi
manusia daripada perintah Tuhan. Mereka hanya memuliakan Allah dengan
mulut, tetapi hatinya jauh dari-Nya. Mereka juga lebih mementingkan
hal-hal lahiriah daripada hal-hal batiniah seperti tradisi mencuci
tangan sebelum makan. Bagi Yesus tidak cuci tangan tidak melanggar
Taurat karena yang terpenting ialah hati kudus karena semua hal berasal
dari hati. Bila hati kudus, maka pikiran, perkataan dan perbuatan yang
dinyatakan juga akan kudus. Namun, bila hati jahat, semua yang
dihasilkan juga jahat.
Tradisi yang baik tetap boleh
kita lakukan. Namun bila hal itu bertentangan dengan firman Tuhan, kita
harus tolak. Bila kita harus memilih di antara menaati tradisi atau
firman Tuhan, kita harus mengutamakan firman-Nya. Firman Tuhan merupakan
dasar kehidupan, makanan rohani, pedoman, dan penuntun hidup kita.
Persilakan Tuhan terus memperbaiki kesalahan kita dan memperbaru hidup
kita agar hati kita kudus sehingga terus menghasilkan pikiran,
perkataan, dan perbuatan yang memuliakan Tuhan dan memberkati sesama.
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/02/09/
__________http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/02/09/
Santapan Harian / e-Santapan Harian
Bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Bacaan: Matius 14:1-12
Judul: Akibat menolak kebenaran
Banyak pertikaian dan pembunuhan yang terjadi karena satu pihak tersinggung oleh teguran dari pihak lain. Inilah yang terjadi pada diri raja Herodes Antipas dan Herodias. Karena menolak teguran yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis sebab mereka hidup dalam perzinaan (3), mereka berusaha untuk menyingkirkan Yohanes.
Sebenarnya Herodes ingin membunuh Yohanes, tetapi ia takut terhadap pengagum Yohanes (5). Namun, tidak demikian dengan Herodias yang terus memendam kebencian terhadap Yohanes, sehingga ia memikirkan berbagai cara untuk menyingkirkan Yohanes. Maka hari ulang tahun Herodes pun menjadi saat yang tepat untuk melaksanakan niatnya. Putrinya yang menari saat perayaan ulang tahun Herodes dan Herodes yang berjanji akan mengabulkan permintaan putrinya itu seolah menjadi jembatan bagi sampainya segala maksud yang terkandung di dalam hati Herodias.
Herodes yang mau tidak mau harus berpegang teguh pada janjinya, terpaksa memenuhi permintaan putri Herodias, yang merupakan hasutan dari ibunya. Apa yang dia minta? Kepala Yohanes Pembaptis! Herodes kemudian memerintahkan agar kepala Yohanes dipenggal (10).
Kisah Herodes dan Herodias merupakan peringatan bagi kita bahwa orang yang menolak kebenaran akan terjerat terus dalam dosa. Selanjutnya, dosa yang satu akan melahirkan dosa yang lain bila orang mengeraskan hati untuk bertobat. Di sisi lain, dosa itu sendiri akan menimbulkan perasaan bersalah dan ketidakbahagiaan di dalam hidup kita selama kita belum membereskannya di hadapan Tuhan dan mengalami pembaruan oleh Roh Kudus.
Oleh karena itu, marilah kita bertobat. Bila kita menerima teguran atas kesalahan kita, baik dari firman Tuhan yang kita dengar ataupun dari orang lain, jangan keraskan hati. Mintalah pengampunan dari Tuhan agar kita hidup dalam sukacita dan damai sejahtera karena hubungan kita dengan Tuhan yang telah dibereskan. Kita juga jadi terbebas dari perasaan bersalah dan terhindar dari jerat dosa hingga tidak melakukan perbuatan dosa yang lain.
Sumber: Alkitab.SABDA.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar